Langsung ke konten utama

isi PTK


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
            Sering kita dengar dalam kegiatan belajar di sekolah banyak guru berpendapat bahwa siswa yang terbiasa dengan sikap disiplin mudah untuk mendapatkan suatu kemajuan atau keberhasilan dibandingkan dengan siswa yang kurang terbiasa memiliki sikap disiplin. Pendapat tersebut sesuai Burghardt (dalam Syah, 2003) yang menyatakan bahwa kebiasaan itu timbul karena proses penyusutan respon dengan menggunakan stimulasi yang berulang-ulang. Burghardt memberikan contoh, siswa yang terbiasa belajar bahasa secara berkali-kali akan menghindari kecenderungan penggunaan kata yang salah atau struktur yang keliru, akhirnya akan terbiasa dengan penggunaan bahasa secara baik dan benar.
            Seorang siswa dalam proses mengikuti kegiatan belajar di sekolah tidak akan lepas dari berbagai peraturan dan tata tertib yang diberlakukan di sekolahnya, dan setiap siswa dituntut untuk dapat berperilaku sesuai dengan aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolahnya. Kepatuhan dan ketaatan siswa dengan aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolahnya itu biasa disebut disiplin siswa. Sedangkan peraturan, tata tertib dan berbagai ketentuan lainnya yang berupaya mengatur perilaku siswa disebut disiplin sekolah. Disiplin sekolah adalah usaha sekolah untuk memelihara perilaku siswa agar tidak menyimpang dan dapat mendorong siswa untuk berperilaku sesuai dengan norma, peraturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah. Yang dimaksud disiplin sekolah adalah aturan-aturan yang ada di sekolah, misalnya aturan tentang standar berpakaian, ketepatan waktu, perilaku sosial dan etika belajar atau kerja. Pengertian disiplin sekolah kadangkala diterapkan pula untuk memberikan hukuman (sanksi) sebagai konsekuensi dari pelanggaran terhadap aturan, meski kadangkala menjadi kontroversi dalam menerapkan metode pendisiplinannya sehingga terjebak dalam bentuk kesalahan perlakuan fisik dan kesalahan perlakuan psikologis.
            Permasalahan dalam penerapan disiplin belajar sering dialami siswa karena mereka sulit untuk mengatur waktu belajar dan melanggar peraturan. Hal inilah yang menghambat siswa untuk dapat menerapkan disiplin belajarnya. Pernyataan tersebut diambil dari banyaknya kasus siswa yang mengalami ketidak disiplinan di sekolah maupun dalam belajarnya. Sudah menjadi realita bahwa lebih banyak siswa yang tidak disiplin dalam belajar dibandingkan dengan siswa yang disiplin dalam belajar. Meskipun hasil nilai raport antara anak yang disiplin belajarnya baik dan yang tidak, sudah tidak dapat dibedakan lagi, akan tetapi perlu bagi guru terutama orang tua untuk mengupayakan melatih siswa supaya lebih disiplin belajar. Karena ini merupakan hal penting yang dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam mencapai cita-cita. Banyak faktor yang mempengaruhi pembentukan disiplin siswa dalam belajar, diantaranya memiliki sikap teladan, lingkungan berdisiplin dan latihan berdisiplin.
            Berdasarkan hasil survey permasalahan Bimbingan Konseling di SMA Negeri 1 Ngoro - Mojokerto masih ditemukan terdapat sekelompok siswa yang tingkat kedisiplinan belajarnya masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari secara keseluruhan siswa dari kelas X sampai kelas XII berjumlah 570 dapat diprosentasikan sekitar 40 % siswa yang mengalami disiplin belajar rendah. Hal ini dapat diketahui dengan masih banyak siswa dalam mengikuti pelajaran terkesan tidak atau kurang serius bahkan kadang terkesan semaunya, siswa datang terlambat, siswa sering tidak mencatat, siswa tidak segera memasuki kelas meskipun bel tanda masuk telah berbunyi, siswa tidak mengerjakan tugas, siswa lebih senang berbicara dengan teman-temannya dari pada mencoba mengerjakan soal, tidak mendengarkan saat guru menerangkan dan masih banyak lagi perilaku tidak disiplin belajar yang dilakukan siswa di sekolah yang pada akhirnya akan berdampak pada hasil belajar siswa itu sendiri.
            Sebagai gambaran perilaku kurang disiplin oleh siswa kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 1 Ngoro yang telah diuraikan oleh guru mata pelajaran yaitu sebagai berikut: siswa ditegur guru karena ramai atau bercakap-cakap dengan siswa lain pada saat guru menerangkan, siswa tidak mengerjakan tugas-tugas rumah, siswa tidak mau maju ke depan untuk mengerjakan soal apabila tidak ditunjuk bahkan dipaksa oleh guru, siswa tidak segera mengerjakan latihan soal di kelas karena mengobrol dengan siswa lain.
            Untuk mengantisipasi masalah disiplin belajar siswa yang rendah  berkelanjutan, maka perlu diberikan suatu teknik untuk membimbing siswa dalam upaya meningkatkan kedisiplinan belajar dan bagaimana siswa dapat secara sadar berkeinginan untuk mengubah perilakunya sendiri, khususnya disiplin belajarnya yang rendah. Sehingga diharapkan dengan teknik pengubahan perilaku atau kebiasaan yang salah maka siswa dapat menggantinnya dengan perilaku yang benar guna meningkatkan disiplin belajarnya, yang pada akhirnya berpengaruh pada prestasi belajarnya. Maka teknik atau strategi yang berfungsi untuk mengubah perilaku atau kebiasaan adalah dengan menggunakan pendekatan behaviour. Salah satunya adalah dengan menggunakan strategi Self Management.

B.     Rumusan Masalah
          Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka rumusan permasalahan yang akan diteliti adalah apakah terdapat perbedaan skor yang signifikan antara sebelum dan sesudah diberikan strategi Self Management dalam meningkatkan disiplin belajar siswa kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 1 Ngoro?


C.    Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian adalah:
Untuk mengetahui apakah strategi Self Management dapat membantu siswa dalam meningkatkan disiplin belajarnya dan adakah perbedaan skor yang signifikan antara sebelum dan sesudah diberi penerapan strategi Self Management dalam meningkatkan disiplin belajar siswa kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 1 Ngoro.
D.    Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat hasil penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :
      1.   Bagi Konselor Sekolah
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat yang berharga berupa pengalaman teori dan praktis dalam melakukan penelitian terutama tentang pengaruh penerapan strategi Self Management terhadap disiplin belajar siswa.
      2.   Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan untuk meningkatkan kualitas layanan bimbingan dan konseling khususnya dalam menangani siswa yang kurang dalam disiplin belajarnya.
      3.   Bagi siswa
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam mengatasi masalah siswa, khususnya siswa yang kurang disiplin dalam belajarnya sehingga lebih disiplin lagi.




BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.  Disiplin Belajar
      1.   Pengertian Disiplin Belajar
            Menurut Charles (2007:29) “menyatakan bahwa disiplin adalah sebuah proses pendidikan dan pelatihan diri yang membantu kita meningkatkan efektifitas dan kualitas seluruh pengalaman kita di dunia ini”. Sedangkan menurut pendapat Rachman (dalam Tu’u, 2004) mengartikan disiplin adalah upaya mengendalikan diri dan sikap mental individu atau masyarakat dalam mengembangkan kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan dan tata tertib berdasarkan dorongan dan kesadaran dan yang muncul dari dalam hatinya. Menurut Gordon (dalam Charles, 2007) disiplin adalah perilaku yang sesuai dengan peraturan dan ketetapan yang diperoleh dari latihan.
            Menurut Djamarah (2002) belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya.
      2.   Tujuan disiplin belajar
            Disiplin belajar bukan suatu usaha untuk membuat anak menahan tingkah laku yang tidak diterima oleh orang lain. Terbentuknya disiplin pada diri seseorang tidak lepas dari dorongan yang mempengaruhinya.
            Wittig (dalam Syah, 2003) berpendapat bahwa tujuan disiplin belajar adalah untuk menolong anak memperoleh keseimbangan antara kebutuhannya untuk berdikari dan penghargaan dari orang lain. Menurut Harlock (1989) tujuan seluruh disiplin adalah membentuk perilaku sedemikian rupa, sehingga akan sesuai dengan peran-peran yang ditetapkan dalam kelompok budaya individu diidentifikasi. Sedangkan menurut Hutabarat (1995) tujuan utama adalah membuat disiplin dengan memberikan pola tingkah laku yang baik dan benar.
      3.   Faktor-faktor pembentukan disiplin belajar
            Menurut Tu’u (2004), terdapat faktor yang dapat berpengaruh pada pembentukan disiplin belajar, antara lain : teladan, lingkungan berdisiplin, dan latihan berdisiplin.
            a)   Teladan
Perbuatan dan tindakan kerap kali lebih besar pengaruhnya dibandingkan dengan kata-kata. Contoh dan teladan seorang guru serta keluarga sangat berpengaruh terhadap disiplin belajar siswa. Siswa lebih mudah meniru apa yang mereka lihat. Di sini faktor teladan disiplin sangat penting bagi disiplin belajar siswa.
            b)   Lingkungan berdisiplin belajar
Siswa dapat juga dipengaruhi oleh lingkungan. Bila siswa berada dalam lingkungan yang berdisiplin belajar baik, maka siswa dapat terbawa oleh kondisi tersebut.
            c)   Latihan berdisiplin belajar
Disiplin belajar dapat dicapai dan dibentuk melalui proses latihan dan kebiasaan.
      4.   Ciri-ciri siswa yang memiliki disiplin belajar yang baik
            Ciri-ciri siswa yang memiliki disiplin belajar yang baik yaitu: 1) mencurahkan perhatian penuh, 2) membaca buku secara tekun, 3) mengikuti kegiatan pembelajaran dengan tertib, 4) mencatat bahan bacaan secara rapi, 5) mengelola waktu belajar secara teratur, dan 6) mengendalikan diri agar dapat melaksanakan semua tugas belajar di sekolah dengan baik. (Gie, 2000)

B.  Strategi Pengelolaan Diri (Self-Management)
  1. Pengertian Strategi Pengelolaan Diri
Self-Management merupakan proses dimana klien mengarahkan perubahan tingkah laku mereka sendiri, dengan menggunakan satu  strategi atau kombinasi strategi (Nursalim dkk, 2005: 146).
Menurut Cormier (1985: 519), “Self-Management is a process in which client direct their own behavior change with an one therapeutic strategy or a combination of strategy”. (Self-Management adalah suatu proses dimana klien mengarahkan perubahan tingkah lakunya sendiri dengan menggunakan satu strategi atau kombinasi strategi).
            Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pengelolaan diri adalah strategi yang memberikan kesempatan pada konseli untuk mengatur atau memantau perilakunya sendiri dengan satu strategi atau kombinasi strategi untuk mengubah perilaku.
2.      Aspek-aspek strategi pengelolaan diri
Beberapa aspek-aspek dalam strategi pengelolaan diri adalah :
1.      Konseli dilatih pengarahan diri dalam interview.
2.      Konseli mengarahkan diri sendiri melalui tugas pekerjaan rumah.
3.      Konseli mengamati sendiri dan mencatat sendiri tingkah laku yang diinginkan / pekerjaan rumah.
4.      Memberikan penghargaan pada diri sendiri setelah keberhasilan langkah-langkah tindakannya dan tugas rumah.
3.      Ciri-ciri program pengelolaan diri yang efektif.
Program pengelolaan diri yang dirancang dan dilaksanakan dengan baik mempunyai beberapa keuntungan:
1.      Menambah pengawasan individu terhadap lingkungan dan mengurangi ketergantungan terhadap konselor atau yang lain.
2.      Perasaan dapat mengawasi lingkungan seringkali memotivasi konseli untuk melakukan tindakan.
3.      Praktis, tidak mahal dan gampang.
4.      Mudah dijawab.
4.      Faktor-faktor yang perlu diperhatikan supaya strategi pengelolaan diri efektif.
1.      Menggunakan kombinasi strategi, beberapa memusatkan pada tingkah laku anteseden dan yang lain pada konsekuen.
2.      Menggunakan strategi secara konsisten dalam jangka waktu tertentu.
3.      Adanya bukti evaluasi diri dari konseli, membentuk tujuan dengan standar yang tidak terlalu tinggi, realistik dan terjangkau.
4.      Menggunakan penguat diri.
5.      Adanya dukungan lingkungan.
5.      Tahapan-tahapan strategi pengelolaan diri
Tahapan strategi pengelolaan diri menurut Cormier (1985: 522) adalah :
1.      Klien mengidentifikasi dan mencatat sasaran perilaku dan mengontrol sebab akibatnya.
2.      Klien mengidentifikasi perilaku yang diharapkan tentang arah perubahan.
3.      Konselor menjelaskan arah pengelolaan diri.
4.      Klien menyeleksi satu atau lebih strategi.
5.      Klien menyatakan verbal persetujuan untuk menggunakan strategi.
6.      Konselor memberi contoh dan instruksi strategi yang dipilih.
7.      Klien mengulangi strategi yang dipilih.
8.      Klien menggunakan strategi terpilih dalam kehidupan.
9.      Klien mencatat penggunaan strategi dan tingkat perilaku sasaran.
10.  Data klien diamati oleh konselor dan klien secara berkelanjutan merevisi program.
11.  Membuat catatan dan menyajikan pada diri dan penguat lingkungan untuk kemajuan klien.
  1. Macam dan implementasi strategi pengelolaan diri
a.   Self  Monitoring
Ialah upaya klien untuk mengamati diri sendiri, mencatat sendiri tingkah laku tertentu (pikiran, perasaan, dan tindakan) tentang dirinya dan interaksinya dengan peristiwa lingkungan.
b.   Stimulus Control
Ialah merancang sebelumnya antecedent atau isyarat pedoman/petunjuk untuk menambah atau mengurangi tingkah laku.
c.    Self  Reward
Ialah pemberian hadiah pada diri sendiri, setelah tercapainya tujuan yang diinginkan.

C.      Hipotesis
Penerapan strategi self management dapat meningkatkan disiplin belajar siswa kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 1 Ngoro.




BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Rancangan Penelitian
1.      Jenis Penelitian Tindakan Kelas
Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian tindakan praktis yang mengkaji praktik kegiatan lokal, melibatkan inquiri individual atau tim, memfokuskan pada pengembangan guru dan pembelajaran murid, mengimplementasikan perencanaan tentang tindakan, dan mengarahkan guru sebagai peneliti.
Desain yang digunakan peneliti dalam penelitian tindakan kelas adalah model Kemmis & McTaggart. Model Kemmis & McTaggat merupakan pengembangan konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin.
Model yang dikemukakan oleh Kemmis & McTaggart di dalamnya terdiri dari dua komponen atau dua siklus yang sangat bergantung pada permasalahan yang perlu dipecahkan. Siklus merupakan suatu putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi (Ghony, 2008).




2.      Subyek Penelitian
Subyek Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah siswa XI IPS 1 di SMA Negeri 1 Ngoro.
3.      Langkah-langkah Penelitian
a.      Siklus 1
1)      Perencanaan (Planning)
a)      Membuat rencana penelitian awal
b)      Menentukan subjek penelitian
c)      Menyiapkan segala keperluan
2)      Tindakan (Acting)
a)      Konselor menjelaskan materi
b)      Konselor melaksanakan tahapan dalam self-management
3)      Observasi (Observing)
Observasi dilakukan untuk mengukur seberapa besar kriteria peningkatan kemampuan yang dicapai sebelum diberikan intervensi.
4)      Refleksi (Reflecting)
Refleksi adalah upaya evaluasi yang dilakukan oleh para kolaborator atau partisipan yang terkait dengan suatu penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan.
b.      Siklus 2
1)      Perencanaan (Planning)
a)      Membuat kriteria peningkatan kemampuan
b)      Menyiapkan segala keperluan
2)      Tindakan (Acting)
a)      Konselor menjelaskan materi
b)      Konselor melaksanakan tahapan dalam self-management
c)      Konselor berdiskusi dengan siswa tentang materi yang disampaikan.
3)      Observasi (Observing)
Observasi dilakukan untuk mengukur seberapa besar kriteria peningkatan kemampuan yang telah dicapai.
4)      Refleksi (Reflecting)
Refleksi adalah upaya evaluasi yang dilakukan oleh para kolaborator atau partisipan yang terkait dengan suatu penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan.

4.      Waktu Penelitian
Siklus 1           : Bulan Juli 2011
Siklus 2           : Bulan Agustus 2011
            Pelaksanaan siklus di atas dapat digambarkan pada tabel di bawah ini :
No.
Kegiatan
Pelaksanaan
Juli
Agustus
I
II
III
IV
I
II
III
IV
1.
Siklus 1
Perencanaan (Planning)
a)      Membuat rencana penelitian awal
b)      Menentukan subjek penelitian
c)      Menyiapkan segala keperluan
Tindakan (Acting)
a)      Konselor menjelaskan materi
b)      Konselor melaksanakan tahapan dalam self-management
Observasi (Observing)
Refleksi (Reflecting)


















































2.
Siklus 2
Perencanaan (Planning)
a)      Membuat kriteria peningkatan kemampuan
b)      Menyiapkan segala keperluan
Tindakan (Acting)
a)      Konselor menjelaskan materi
b)      Konselor melaksanakan tahapan dalam self-management
c)      Konselor berdiskusi dengan siswa tentang materi yang disampaikan.
Observasi (Observing)
Refleksi (Reflecting)





















































B.     Teknik Analisis
1.      Analisis Data
a.      Definisi Data
Data ialah bahan mentah yang perlu di olah sehingga menghasilkan informasi atau keterangan, baik kualitatif maupun kuantitatif yang menunjukkan fakta. Sementara perolehan data seyogyanya relevan, artinya data yang ada hubungannya langsung dengan masalah penelitian.

b.      Jenis Data
Data menurut jenisnya ada dua yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Tindak lanjut kegiatan peneliti sesudah pengumpulan data sangat bervariasi bentuknya tergantung dari bagaimana data yang terkumpul akan diorganisasikan.
1)      Analisis data menggunakan analisis data kualitatif yang berupa kalimat, hasil ekspresi dari tingkah laku siswa di dalam kelas, pandangan siswa, kemampuan kognitif siswa, kesemuanya ini dapat dianalisis dengan analisis kualitatif (Sudikin, dkk, dalam Ghani, 2008).
2)      Data kuantitatif yaitu data yang berwujudangka-angka. Data ini diperoleh dari pengukuran langsung maupun dari angka-angka yang diperoleh dengan mengubah data kualitatif menjadi data kuantitatif. Data kuantitatif bersifat objektif dan bisa ditafsiran sama oleh semua orang. Analisa kuantitatif itu disebut juga analisa statistis. Prosesnya dapat dapat dibagi menjadi tigatahap, yang satu sama lain berkaitan erat. Tahap pertama adalah tahap pendahuluan yang disebut tahap pengolahan data. Tahap berikutnya adalah tahap pokok yang disebut tahap pengorganisasian data,yang kemudian tahap terakhir adalah tahap penemuan hasil. Pada tahap kedua dan ketiga, pengetahuan dan pengukuran yang cermat menurut ilmu statistic sangatlah diperlukan. Kenyataan inilah yang menyebabkan analisa kuantitatif disebut juga analisa statistis. Analisa kuantitatif jauh lebih mampu memperlihatkan hasil yang cermat dibanding dengan analisa kualitatif.

2.      Jenis Skala Pengukuran
Maksud dari skala pengukuran ini untuk mengklasifikasikan variable yang akan diukur supaya tidak terjadi kesalahan dalam menentukan analisis data langkah penelitian selanjutnya.
a.      Jenis Skala Pengukuran
Jenis-jenis skala mengukuran ada empat, yaitu:
1)      Skala Nominal,
Skala nominal adalah skala yang paling sederhana disusun menurut jenis atau fungsi bilangan hanya sebagai symbol untuk membedakan sebuah karakteristik dengan karakteristik lainnya. Contohnya : jenis kulit hitam 1.kuning 2. putih 3. Angka 123 hamya sebagai label saja.
2)      Skala Ordinal,
Skala Ordinal ialah skala yang didasarkan pada rangking, di urutkan dari jenjang yang lebih tinggi sampai jenjang terendah. Contohnya : Status social kaya no.1, sederhana no.2, dan miskin no.3,
3)      Skala Interval,
Skala interval adalah skala yang menunjukkan jarak antara satu data dengan data yang lainnya dan mempunyai bobot yang sama. Contohnya: skor ujian perguruan tinggi : A,B,C,D,dan E.
4)      Skala Ratio.
Skala Ratio adalah skala pengukuran yang mempunyai nilai nol mutlak dan mempunyai jarak yang sama. Contohnya: berat badan, tinggi, pohon, tinggi badan manusia.

3.      Sumber Data
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Instrument diartikan sebagai alat Bantu dan merupakan sarana yang dapat diwujudkan dalam benda.agar data yang dikumplkan baik dn benar, instrument pengumpulan datanya pun harus baik. Ada beerapa instrument pengumpuan data sesuai dengan teknik pengumpulan data.
a.      Angket (Questionnaire)
Angket (Questionnaire) adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respons sesuai dengan permintaan penggunaan. Tujuan penyebaran angket iaalah untuk mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban.
b.      Cheek list
Che eklist atau daftar cek adalah suatu daftar yang berisi subjek dan aspek-aspek yang akan diamati.
c.       Wawancara
Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang diguakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Berdasarkan sifat pertanyaan, wawancara dapat dibedakan menjadi wawancara bebas dan wawancara bebas terpimpin.
d.      Pengamatan (Observation)
Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk meliat dari dekat kegiatan yang di lakukan.
e.       Tes (Test)
Tes sebagai instrument pengumpulan data adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
4.      Penyajian Data
Secara umum ada eberapa cara penyajian data statistic yang sering digunakan yaitu table, grafik, diagram, keadaan kelompok, simpangan baku dan angka baku.




DAFTAR PUSTAKA

Ghony, M. Djunaidi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Malang: UIN Malang Press.

Djamarah. 2002. Pengelolaan Belajar. Jakarta: Rajawali Pres

Hadi, Sutrisno. 2000. Statistik. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Johnson, Philip E. 2004. Bukan Cara Belajar Biasa. Terjemahan oleh Maria Valia. 2008. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer.

Nursalim, Mochamad, dkk. 2005. Strategi Konseling. Surabaya: Unesa University Press.

Reksoatmojo, Tedjo N. 2006. Statistika untuk Psikologi dan Pendidikan. Bandung: Refika Aditama.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SKENARIO BK

SKENARIO BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI KELOMPOK TAHAP PEMBENTUKAN ·          Pembukaan dengan mengucapkan salam. ·          Konselor mengucapkan ucapan terima kasih kepada para anggota kelompok atas kehadiran mereka. ·          Konselor membuka bimbingan kelompok dengan berdoa bersama dengan dipimpin oleh anggota kelompok yang telah disepakati. ·          Konselor memperkenalkan diri dan dilanjutkan oleh anggota kelompok untuk memperkenalkan diri dengan gaya dan ciri khas masing-masing. ·          Melakukan permainan untuk pengakraban antar anggota kelompok menggunakan permainan dengan nama “SIAPA DIA”.   Permainan   pengakraban ini dengan cara konseli menuliskan ciri-ciri yang ada pada dirinya, apa yang dibenci dan apa yang disukai pada selembar kertas. S...

Tanaman Transgenik makalah

Tanaman Transgenik: Dampak bagi Kehidupan Manusia Saat Ini Makalah Ilmu Alamiah Dasar Al – Donna Zhara K.            114284015 Choirunnisa Rahayu             114284026 Dinastuty Mulia           114284030 Universitas Negeri Surabaya Fakultas Ilmu Sosial Jurusan Pendidikan Sejarah 2012 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan   kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahma tserta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah Ilmu Alamiah Dasar yang Alhamdulillah tepat pada waktunya Makalah ini berisikan tentang informasi   “ Tanaman Transgenik: Dampak bagi Kehidupan Manusia Saat Ini ” semoga m akalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua.             Saya   menyadari bahwa...

Pengantar ilmu sejarah

Pengertian sejarah: ·          Kamus umum bahasa Indonesia yang ditulis oleh W.J.S Poerwadarminta Menyebutkan bahwa sejarah mengandung tiga pengertan berikut: 1.       Sejarah berarti silsilah atau asal usul. 2.       Sejarah berarti kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau. 3.       Sejarah berarti ilmu,pengetahuan,cerita pelajaran tantang kejdian atau peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau. ·          Moh. Ali dalam bukunya pengantar ilmu sejarah Indonesia   mempertegas pengertian sejarah sebagai berikut : 1.       Jumlah perubahan-perubahan, kejadian atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita. 2.       Cerita tentang perubahan-perubahan, kejadian atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita. 3.    ...